Minggu, 15 Januari 2012

LOVE IN 2 CULTURES [PART 2]


Author            : Choi Dong Kyung

Cast                : Cho Kyuhyun
                          Diandra
                          Choi Minho
                          SHINee
                          Super Junior

Rating             : T

Length            : Chaptered

Genre             : Romance, AU



Kyuhyun POV

            Malam ini Minho dan Diandra akan pentas dalam drama musikal di kampus mereka. Sesuai dengan janjiku pada Minho, aku akan datang menonton pertunjukkannya itu. Sekarang sudah jam 6 sore. Acaranya dimulai jam 7 malam. Kalau tidak berangkat sekarang aku bisa telat.
            “ Oppa, apa kau akan menonton Minho oppa? Aku ikut ya?” tiba-tiba Krystal datang dan telah berpakaian rapi. Sepertinya ia sudah merencanakan dari awal ingin ikut bersamaku.
            “ Baiklah. Kau tunggu di mobilku saja. Sebentar lagi aku turun!” perintahku.
            Gedung theater sudah sangat ramai. Banyak sekali penontonnya. Aku rasa kebanyakan dari mereka adalah fans Choi Minho. Sekarang banyak mata tertuju padaku dan Krystal. Semoga mereka tidak berbuat nekat dengan mengerubungi kami.
            Acara telah dimulai. Drama ini berjudul Romeo and Juliet. Namun ceritanya tidak terlalu sama dengan Romeo and Juliet yang asli. Mereka melakukan sedikit improvisasi dalam ceritanya. Minho terlihat sangat gagah dengan kostum pangerannya. Peran ini sangat sesuai dengan dirinya yang memiliki image seorang pangeran. Diandra pun terlihat layaknya seorang putri. Ia cantik sekali dengan gaun merah yang dikenakannya. Apalagi rambutnya yang hitam panjang itu dibiarkan tergerai.
            Satu hal yang menjadi pertanyaanku dan membuatku khawatir. Apakah akan ada adegan kissing antara mereka? Bodohnya aku tidak menanyakannya. Tunggu. Kenapa Minho memegang wajah Diandra. Apa adegan kissing itu benar-benar ada? Semakin lama ia semakin mendekat dan bibirnya hampir menyentuh bibir Diandra. Bukan aku saja yang saat ini sedang tegang. Hampir semua wanita disini berteriak. Bahkan Krystal ikut berteriak juga.
            Namun ketegangan kami semua hilang saat Minho tidak jadi mencium bibir Diandra, tetapi mencium keningnya. Tetap saja itu membuatku kesal. Bocah itu awas saja. Kini saatnya Diandra memainkan piano dan bernyanyi. Ia menyanyikan lagu I Love You yang dinyanyikan oleh Taeyeon. Suaranya sangat bagus. Ditambah lagi alunan tuts piano yang dimainkannya. Semua penonton pun terbawa dalam suasana lagu itu. Aku bisa mendengar bisik-bisikan orang dibelakangku yang memuji Diandra.
            Drama pun telah berakhir. Penonton memberikan tepuk tangan dengan sangat antusias. Bukan hanya adegan romance saja yang ditampilkan, melainkan juga adegan komedi yang membuat penonton tertawa. Pokoknya sangat bagus.
            “ Chukhae Minho-yah, Diandra!” aku memberikan sebuket bunga kepada mereka.
            “ Ah, hyung, gomawo!”
            “ Oppa, kau harus mentraktirku malam ini!” pinta Krystal pada Minho.
            “ Baiklah. Kyuhyun hyung dan Diandra ikut saja.” ajak Minho.
            Tiba-tiba Diandra tersenyum seperti sedang menahan tawa karena melihat Krystal yang menatapnya cemberut. “ Ah tidak usah. Kalian saja. Aku lelah sekali ingin pulang saja!”
            “ Kalau begitu biar aku mengantarmu, Diandra-ssi!” aku menawarkan tumpangan kepadanya.
            “ Ah, aniyo, gwaenchanhayo!” ungkapnya malu-malu.
            “ Tidak apa-apa. Lagipula tidak baik wanita sendirian malam-malam begini.”
            “ Baiklah, terima kasih, oppa!” ia tersenyum padaku.
            Akhirnya Minho dan Krystal pergi makan malam dan aku mengantar Diandra pulang ke rumahnya. Ternyata apartemennya tidak terlalu jauh dari dormku. Kini kami sudah sampai di tujuan.
            “ Kamsahamnida oppa. Apakah kau ingin mampir? Aku akan membuatkanmu secangkir teh dari Indonesia!” ia mengundangku mampir ke apartemennya.
            “ Apakah tidak apa-apa?” tanyaku ragu-ragu. Ia mengiyakannya dengan anggukan dan senyuman.
            Akhirnya aku memutuskan untuk mampir sebentar ke apartemennya untuk sekedar mencoba secangkir teh yang ia bawa dari Indonesia. Apartemennya cukup besar. Semuanya tertata dengan rapi. Tidak ada barang yang tergeletak sembarangan. Tapi aku tak melihat seorangpun disini.
            “ Apa kau tinggal sendiri?” tanyaku penasaran.
            “ Ne, aku seorang diri disini.” jawabnya dari arah dapur.
            Apartemen ini mungkin terlalu besar jika hanya ditinggali seorang diri. Hebat sekali ia bisa mengurus tempat sebesar ini. Pasti lelah sekali jika harus membersihkannya seorang diri. Apa ia sering merasa kesepian?
            “ Silahkan diminum, oppa!” Diandra menyodorkan secangkir teh kepadaku. Lalu aku menyeruputnya pelan-pelan karena teh itu masih sedikit panas.
            “ Enak sekali!” pujiku. Lagi-lagi ia hanya tersenyum, tetapi aku sangat suka melihatnya seperti itu.
            “ Oppa, aku minta maaf jika terkadang aku bicara denganmu dengan bahasa informal. Karena bahasa Koreaku belum terlalu fasih!” ungkapnya dengan malu-malu lagi.
            Gadis ini benar-benar sangat polos. Memang sih kadang ia bicara dengan formal kepadaku dan tidak jarang juga dengan bahasa informal. Tapi aku sedikitpun tidak mempermasalahkannya. Sekarang aku jadi ingin tertawa.
            “ Ah tidak apa-apa. Justru bahasa Koreamu cukup bagus. Tapi kenapa kau memilih kuliah disini?” lagi-lagi penyakit ‘ingin tahu’ ku keluar.
            “ Sebenarnya dulu aku ingin sekali kuliah di London. Tetapi setelah aku mengenal Korea dan mulai menyukainya, aku langsung berubah pikiran.”
            Tiba-tiba suasana menjadi canggung. Aku tidak tahu lagi ingin berbicara apa. Kami berdua saling membisu. Pandangan kami tertuju pada layar televisi namun pikiranku kosong. Aku benci sekali suasana seperti ini. Biasanya aku tak pernah secanggung ini. Gadis ini benar-benar telah mengubahku.
            “ Oppa, apa kau ingin melihat mawar yang kau berikan padaku?” Diandra memecahkan kecanggungan antara kami. Aku mengangguk iya.
            Tak lama kemudian ia datang membawa setangkai mawar merah yang kuberikannya saat itu. Kini bunga itu sudah benar-benar layu. Namun Diandra masih menyimpannya dengan baik.
            “ Apa kau suka bunga?” tanyaku lagi.
            “ Ne. Aku sangat suka mawar putih karena ia sangat cantik!”
            “ Lalu, diantara kami, Super Junior, siapa biasmu?” akhirnya aku melontarkan pertanyaan yang sejak dulu ingin sekali aku tanyakan.
            “ Donghae oppa!”
            Mwo? Donghae hyung? Bukan aku? Lagi-lagi kejadian dulu terulang lagi. Wanita yang dulu adalah ‘cinta pada pandangan pertama’ ku saat di rumah sakit menyukai Hyuk hyung. Sekarang Diandra menyukai Donghae hyung. Aku benar-benar tidak beruntung.
            “ Tapi aku menyukai kalian semua!” tambahnya lagi. Setidaknya ucapannya kali ini membuatku sedikit lebih baik.
            “ Jika saat itu yang memberikanmu bunga adalah Donghae hyung, apa yang akan kau lakukan?” kenapa aku harus melontarkan pertanyaan bodoh seperti ini.
            Diandra terdiam tapi terlihat sedang memikirkan jawabannya. “ Mungkin aku akan bersorak gembira lalu memeluknya. Itulah yang akan dilakukan seorang fans!”
            Ternyata selain polos, ia juga sangat blak-blakan. Bisa-bisanya ia bicara seperti itu padaku. Apa ia tidak tahu perasaanku yang sebenarnya. Kalau tahu, apa ia masih bisa bicara seperti itu?
            “ Lalu kenapa saat aku yang memberikannya kau diam saja?” aku dibuat sangat penasaran.
            Raut wajah Diandra seketika berubah. Ia tersenyum datar. “ Itu karena…..”
            Belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya, bel pintu apartemennya berbunyi. Secepat mungkin ia keluar dan melihat siapa yang datang.
            “ Namsan Tower?” katanya sambil melihat majalah yang ada ditangannya.
            “ Nugu?” aku bertanya siapa yang datang.
          “ Tetangga sebelah rumahku. Ia memberikan majalah ini kepadaku! Oppa, apa kau pernah ke Namsan Tower?” tanyanya dengan semangat.
            “ Aku pernah dua kali kesana. Waeyo? Apa kau pernah?”
            Kali ini ia menggeleng. “ Aku ingin sekali kesana, tetapi belum sempat!”
            “ Bagaimana kalau besok kita pergi kesana?” tanpa pikir panjang aku langsung mengajaknya pergi. Lagi pula besok aku tidak ada jadwal apapun.
            “ Apa kau tidak ada jadwal kerja?” terdengar nada sungkan dari mulutnya. Aku menggelengkan kepala dan menampilkan senyum evilku.
            Mendengar jawabanku ia menjadi kegirangan dan meloncat-loncat seperti anak kecil yang akan diajak piknik oleh orang tuanya. Ia lucu sekali. Tiba-tiba ia terpeleset dan terjatuh. Aku pun langsung panik dibuatnya.
            “ Gwaenchanha?” tanyaku panik.
            “ Gwaenchanhayo!” lalu Diandra mencoba untuk bangkit tapi terjatuh lagi karena kakinya terkilir.
            Refleks aku langsung menggendongnya menuju kamar. Setelah mengambilkan air minum untuknya, aku langsung memijat kakinya yang terkilir. Mungkin saja ini bisa membantu. Kau benar-benar membuatku khawatir Diandra.
            “ Gomawoyo, oppa! Aku baik-baik saja!”
            “ Aku akan menunggumu hingga kau tertidur. Setelah itu aku akan pulang dan besok akan menjemputmu.” kataku dengan hangat sambil terus memijit kakinya.
            Tak lama kemudian ia tertidur pulas. Wajahnya sangat teduh saat sedang tidur. Bahkan wajahnya seperti tersenyum. Apakah kau sedang mimpi indah? Entah mengapa aku ingin sekali mencium keningnya, tetapi aku ragu-ragu. Akhirnya aku mengikuti hasratku dan mendaratkan bibirku dikeningnya. Tidurlah yang nyenyak Diandra.


Diandra POV

            Eottohke? Aku kesiangan. Semalam tidurku sangat nyenyak.Untung saja Kyuhyun oppa belum datang. Aku bisa jadi tidak enak kalau ia harus menungguku lama. Sekarang aku dibuat bingung dengan pakaian yang akan kupakai. Sejak tadi aku merasa tak ada satupun pakaianku yang cocok untuk dipakai pergi. Omo! Kenapa aku jadi seperti ini? Tak biasanya aku mempermasalahkan pakaian yang akan kukenakan. Lagi pula aku bukan ingin pergi kencan. Kyuhyun oppa kan bukan kekasihku.
            Akhirnya aku memutuskan untuk mengenakan dress berwarna merah, hadiah ulang tahun dari Kak Bintang dulu. Lalu aku mengoles sedikit bedak diwajahku dan lipgloss pink dibibirku. Rambutku yang ikal ini kubiarkan tergerai. Aku sudah siap. Ah tidak sabar rasanya ingin pergi ke Namsan Tower. Sudah lama sekali aku ingin pergi kesana.
            Kyuhyun oppa sudah menungguku dibawah. Meskipun sangat bersemangat, tetapi aku harus berhati-hati supaya tidak terjatuh lagi seperti tadi malam. Kalau sampai aku terjatuh, rencana hari ini akan batal.
            “ Diandra-ssi, kau cantik sekali hari ini!” Kyuhyun oppa memujiku.
            “ Kamsahamnida…” aku bisa merasakan pipiku memerah. Semoga Kyuhyun oppa tidak melihatnya.
            Selama perjalanan, Kyuhyun oppa menceritakan apa saja yang ada di Namsan Tower. Aku jadi tambah tidak sabar ingin segera sampai sana.
            Akhirnya kami sampai juga di Namsan Tower. Sekarang kami sudah berada diatas menara. Waaah…yeppeuda. Aku bisa melihat seisi kota dari atas sini. Satu yang membuatku tertarik adalah gembok-gembok itu. Gembok-gembok itu dikenal dengan sebutan gembok cinta. Setiap pasangan yang datang kesini menulis harapan mereka lalu menguncinya dengan gembok itu. Aku pun membaca tulisan-tulisan itu. Romantis sekali.
            Aku tak mau momen ini lewat begitu saja tanpa ada kenangan sedikitpun. Aku sudah menyiapkan kamera dari rumah. Lalu aku dan Kyuhyun oppa mengambil gambar disini. Aku akan memperlihatkannya kepada Ayah, Kak Bintang dan Keysha supaya mereka iri dan segera pergi kesini.
            Sejak tadi aku merasa sedikit aneh. Entah kenapa tak ada seorangpun selain kami disini. Apakah hari ini sedang tutup? Tapi kenapa kami boleh masuk?
            “ Oppa, apa kau tidak merasa aneh? Kenapa disini hanya ada kita berdua?” tanyaku penasaran.
            “ Aku sudah membooking tempat ini. Kalau tidak, bisa-bisa semua orang mengerubungiku nanti.” candanya.
            “ Oh iya aku lupa kalau kau ini seorang bintang!” aku menggodanya.
            Entah mengapa aku merasa sangat senang karena hanya ada kami berdua disini. Aku tak bisa bahkan tak ingin membayangkan apa yang akan terjadi jika Kyuhyun oppa tidak membooking tempat ini.
            “ Diandra-ssi, ada satu pertanyaanku yang belum kau jawab kemarin!” raut wajah Kyuhyun oppa menjadi serius sekarang.
            “ Apa itu?”
            “ Kenapa saat kau menerima bunga dariku kau malah membatu? Sedangkan kau bilang jika itu Donghae hyung, maka kau akan memeluknya!”
            Aku terkejut saat Kyuhyun oppa menanyakan hal itu lagi. Aku juga tak menyangka ia masih mengingat kata-kataku itu. Sekarang aku tidak tahu harus menjawab apa. Kalau aku bisa memilih diam, aku akan diam saja dan tidak menjawab pertanyaannya.
            “ Ah lupakan saja. Mungkin akan lebih baik jika Donghae hyung yang memberikanmu bunga!” sepertinya ia kecewa padaku.
            Aku merasa sangat bersalah padanya sekarang. Aku tidak bermaksud seperti itu. Saat Kyuhyun oppa berbalik membelakangiku, dengan sendirinya tanganku menggenggam tangannya dan membalikkan badannya sehingga aku bisa melihatnya.
            “ Ini tidak seperti yang kau pikirkan oppa!” ucapku lirih. Aku menundukkan kepalaku karena tak berani melihatnya.
            “ Lalu?”
            Aku mengangkat kepalaku dan menatapnya dalam-dalam.
            “ Saat itu, entah mengapa aku merasa kau sangat berbeda. Aku melihatmu sebagai seorang pria, bukan sebagai seorang bintang. Karena hari itu adalah pertama kalinya seorang pria memberiku setangkai bunga. Semua wanita juga akan melakukan hal yang sama sepertiku jika mereka mendapatkan bunga dari seorang lelaki.”
            Tanganku masih memegang tangan Kyuhyun oppa. Namun sekarang tanganku gemetar. Pasti ia bisa merasakannya.
           “ Benar jika Donghae oppa yang memberikannya, aku akan langsung memeluknya karena aku adalah fansnya. Itulah yang akan dilakukan semua fans!”
            Aku melepas tangan Kyuhyun oppa dari genggamanku dan kembali menundukkan kepalaku. Lalu kini aku bisa merasakan Kyuhyun oppa membelai wajahku dan menopang kepalaku agar aku melihat kearahnya.
            “ Jadi kau menganggapku sebagai pria? Bukan sebagai personil Super Junior?”
            Aku mengangguk. Memang begitu sebenarnya. Saat ia tidak diatas panggung atau diacara televisi, bagiku ia hanyalah lelaki biasa. Saat ia bersamaku, aku merasa sangat nyaman karena aku sedang bersama seorang namja, bukan seorang bintang. Itulah yang kurasakan selama ini.
            Kyuhyun oppa menggenggam telapak tanganku sebelah kanan dan menempelkan tanganku didadanya. Hal itu membuatku semakin gugup.
            “ Diandra-ssi, aku…sangat menyukaimu!”

Kyuhyun POV

            Diandra-ssi, aku…sangat menyukaimu!” ucapku penuh keyakinan padanya.
            Aku menatapnya tajam. Ia juga membalasnya dengan menatap mataku dan mencari kesungguhan ucapanku barusan dari tatapanku.
            “ Oppa, aku…”
            Belum sempat ia melanjutkan kata-katanya, aku langsung mendekat dan menciumnya tepat dibibirnya. Ia berusaha melawan namun tenaganya tak dapat mengalahkanku yang sejak tadi menahan tangannya agar tidak berontak. Lama-lama perlawanannya melemah hingga akhirnya ia menyerah. Matanya masih terpejam. Setelah cukup lama kami berciuman, aku mengakhiri aksiku ini. Aku tersenyum dengan penuh harapan.
            “ Aku sangat mencintaimu, Diandra! Apa kau juga merasakan hal yang sama padaku?” tanyanya sekali lagi.
            Aku sangat gugup saat menunggu jawabannya. Rasa gugupku menghilang saat melihatnya menganggukkan kepala. Tampaknya sekarang ia sudah bisa mempercayaiku. Aku menghela nafas lega dan segera mencium keningnya. Ini adalah yang kedua kalinya aku mencium kening Diandra setelah kejadian tadi malam, saat ia sedang tertidur dan aku mencuri kesempatan itu ~kkk. Saat ini aku merasakan kebahagiaan yang tak bisa kugambarkan seperti apa. Yang jelas, aku sangat bahagia bisa memilikinya dan kini aku juga adalah miliknya.


Diandra POV
Semua terasa seperti mimpi. Apa aku sedang tertidur? Apa aku terjebak dalam negeri dongeng? Aku merasa seperti menjadi seorang putri yang baru saja menemukan pangerannya. Ya, kini aku sudah bertemu dengan ‘Prince Evil’ ku ~kkk. Jika memang aku sedang tertidur dan terjebak dalam negeri dongeng, tolong jangan bangunkan aku, Tuhan. Mimpi ini sangat indah.
            Tapi ini adalah kenyataan. Kenyataan ini seribu kali lebih indah dari mimpi. Aku tak berharap banyak. Aku hanya berharap ia akan selamanya berada disisiku. Gomawo, Kyuhyun oppa. Terima kasih karena kau telah mencintaiku dan membuatku mencintaimu.


TO BE CONTINUED…..

Coming soon, LOVE IN 2 CULTURES PART 3

Fanfiction ini murni karya sendiri. Bila ada kesamaan alur cerita, kami minta maaf karena kami tidak tahu menahu. Yang jelas kami sangat membenci PLAGIARISME.

DO NOT TAKE THIS OUT WITHOUT PERMISSION

LEAVE COMMENT, PLEASE. DON'T BE A SILENT READER ^^          






Tidak ada komentar:

Posting Komentar