Senin, 09 Januari 2012

STAND BY ME PART 1


Author             : Choi Dong Kyung

Cast                 : Choi Min Ho 
                          Kang Hye Na
                          Kang Jin Wook
                          Lee Jin Ki
                          Lee Tae Min
                          Kim Jong Hyun
                          Kim Ki Bum
                          Park Min Ji

Genre              : Romance

Rating             : PG-15

Length             : Short Story

                       
HyeNa POV

            Malam ini aku menghadiri pesta ulang tahun sahabat oppaku. Pesta ini berlangsung disalah satu café di daerah Seoul. Semua tamu disini menggunakan dress code berwarna putih bagi wanita dan hitam bagi lelaki. Aku sedikit merasa canggung karena disini tidak ada satupun yang aku kenal. Saat aku berjalan menghampiri ‘si pemilik pesta’, semua mata tertuju kepadaku. Entah ada yang salah dengan kostumku, make-upku atau apa, tapi ini membuatku sedikit tidak nyaman.
            “ Hyena-yah!” seorang namja dengan rambut berwarna coklat dan memakai jas hitam yang sangat pas ditubuhnya, melambaikan tangannya sambil memanggilku. Aku langsung berlari kecil menghampirinya.
            “ Oppa, saengil chukhae!” aku menyerahkan kotak kado yang kubawa kepada Jinki oppa.
            “ Gomawo, Hyena-yah! Mana oppamu?” matanya yang sipit itu melirik ke setiap sudut ruangan untuk mencari keberadaan oppaku.
            “ Aku datang sendiri. Jinwook oppa akan datang dengan teman-temannya!” jawabku dengan memasang mimik cemberut.
            “ Ya! Jahat sekali oppamu itu!” Jinki oppa mengacak-acak rambutku seperti sedang memperlakukan anak kecil. Ini adalah hal yang paling kubenci.
            Jinwook oppa dan Jinki oppa bersahabat sejak kecil. Jinki oppa juga mempunyai seorang namdongsaeng, Lee Taemin. Ia dua bulan lebih muda dariku. Kami sangat dekat karena sejak kecil juga sudah bersama-sama. Taemin anak yang sangat sopan. Dulu ia selalu memanggilku noona meski aku sudah memintanya untuk memanggil namaku saja. Baginya, seseorang yang lebih tua darinya meski hanya beberapa hari, ia tetap harus memanggil orang itu hyung atau noona.  Tetapi sekarang ia sudah mulai memanggilku Hyena saja.
            “ Oppa, dimana Lee Taemin? Kenapa ia tidak ada?” tanyaku penasaran.
            “ Oh, dia sedang tidak enak badan. Makanya ia tidak datang kesini!”
            Aku mengangguk tanda mengerti. Tak lama kemudian Jinki oppa meninggalkanku untuk menemui teman-temannya yang lain. Lagi-lagi aku harus berada dalam suasana canggung seperti ini. Sampai sekarang oppaku itu juga belum datang.
            Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang aneh pada perutku. Rasanya sakit sekali. Tidak biasanya aku seperti ini. Apa mungkin karena sejak pagi belum ada makanan yang masuk kemulutku? Pandanganku sedikit demi sedikit menjadi kabur. Dengan sisa tenaga yang sedikit dan berusaha menahan sakit, aku berjalan menuju meja tempat dimana makanan dan minuman disajikan. Aku berusaha menggapai gelas yang berisi air mineral yang letaknya hanya beberapa jengkal dariku. Namun saat tanganku sudah bisa menyentuhnya, tiba-tiba gelas itu terjatuh dan pecah. Aku yang sudah tak mampu menopang tubuhku lagi juga ikut jatuh kelantai. Telapak tanganku menyentuh pecahan-pecahan gelas itu dan tak lama tetesan darah keluar.
            Lagi-lagi semua orang disini menatapku dengan tatapan kasihan, aneh, dan tatapan lainnya yang tak bisa kujelaskan. Aku malu sekali. Ingin rasanya segera melarikan diri dari tempat ini namun apa daya aku tak memiliki tenaga lagi sekarang. Mataku sudah berlinang airmata berusaha untuk menahan tangis karena akan lebih memalukan lagi jika aku menangis sekarang.
            “ Gwaenchanhayo?” kudengar suara seorang namja. Saat aku menoleh, kulihat namja itu sudah mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.
            “ Gwaenchanha..” jawabku dengan lirih dan terputus-putus. Aku masih menundukkan kepalaku dan tak berani melihat kearah namja itu. Aku terlalu malu.
            Tiba-tiba namja itu semakin mendekat ke arahku. Lalu ia membungkuk dan berusaha mengangkat tubuhku yang sudah tak berdaya ini. Aku ingin menolaknya tapi mulutku seakan terkunci dan tidak bisa berbicara. Samar-samar aku melihat wajah namja itu dan setelah itu semuanya menjadi gelap dan menghilang.

* * *

“ Hyena-yah! Ilona..” aku mendengar suara seseorang yang tidak asing lagi bagiku.
Aku masih setengah sadar. Perlahan aku mencoba membuka mataku. Samar-samar aku melihat eomma, appa dan Jinwook oppa sedang memandangiku dengan cemas. Saat melihatku sudah membuka mata, appa langsung memberikanku segelas air putih dan eomma membantuku untuk bangun. Ternyata aku sudah berada di kamarku. Kupikir aku akan berada di rumah sakit karena eomma dan appaku suka berlebihan jika anak mereka kenapa-kenapa.
“ Eomma, apa aku sudah telat?” tanyaku lirih. Eomma dan appaku saling memandang.
“ Apa kau ingin pergi ke kampus? Kau kan masih sakit!”
“ Gwaenchanhayo, eomma! Ini hari pertamaku menjadi mahasiswa.” aku membujuk eomma agar mengijinkanku pergi ke kampus dan berusaha meyakinkannya kalau aku baik-baik saja sekarang.
Eomma menatapku jengkel. “ Arraseo! Eomma selalu kalah dengan sifat keras kepalamu itu.”
Perlahan aku mencoba beranjak dari tempat tidurku. Tenagaku kini sedikit demi sedikit sudah kembali. Paling tidak sekarang aku masih bisa menopang tubuhku sendiri dibandingkan tadi malam.
Saat ini di Korea sedang memasuki musim dingin. Karena itu hari ini aku mengenakan celana jeans dan jaket kulit berwarna coklat pemberian appa saat ulang tahunku beberapa bulan yang lalu.
Jinwook oppa sudah menungguku dimobilnya. Sejak tadi eomma mewanti-wanti agar aju pergi ke kampus bersama dengan oppaku. Selain karena aku masih agak lemah, kami juga satu kampus. Hari ini adalah hari pertamaku sebagai seorang mahasiswa. Karena itu sejak tadi aku bersikeras agar eomma mengijinkanku masuk.
“ Kau ingin ku antar ke kelasmu?” tanya Jinwook oppa sambil mengusap-usap tubuhnya yang kedinginan itu.
“ Aku bisa sendiri, oppa! Gomawo…” aku menolaknya dengan halus. Setelah itu oppa berpamitan denganku dan pergi menuju kelasnya.
“ Hyena-yah!” seorang namja berteriak dari arah taman yang letaknya sekitar dua puluh meter dari tempatku berdiri.
Aku menyipitkan kedua mataku berusaha mengenali namja yang memanggilku itu. Namja itu berlari ke arahku sambil tersenyum. Sepertinya aku tahu namja itu. Siapa lagi yang akan tersenyum seperti itu selain Lee Taemin. Namja yang ‘sangat’ murah senyum. Itulah yang membuatnya digilai para yeoja.
“ Wasseo?” tanyaku. Taemin mengangguk.
“ Kata Jinki hyung kemarin kau pingsan. Gwaenchanha?” ia memasang mimik sedikit khawatir. Wajahnya yang manis dan teduh itu membuatku  ingin tertawa sekarang.
“ Gwaenchanha. Kau sendiri bukankah sedang tidak enak badan kemarin?”
“ Hanya pusing sedikit saja!” jawabnya sambil tersenyum.
Aku dan Lee Taemin akhirnya bisa masuk di Universitas yang sama dan dengan jurusan yang sama pula. Kami mengambil jurusan perfilman. Sebenarnya sejak taman kanak-kanak hingga Sekolah Menengah, kami selalu bersama. Saat menjalani tes perguruan tinggi, kami takut salah satu diantara kami aka nada yang tidak lulus. Terutama Lee Taemin, ia sangat khawatir. Akhirnya keberuntungan berpihak pada kami berdua dan kami bisa satu sekolah lagi.
Aku dan Taemin memutuskan untuk berkeliling melihat kampus yang besar ini. Kampus ini memiliki taman yang lumayan besar. Karena dikelilingi pohon yang besar dan rindang, taman ini menjadi tempat favorit mahasiswa untuk sekedar berkumpul dengan teman-teman ataupun untuk ‘pacaran’. Aku melihat banyak sekali pasangan disini. Sesekali Lee Taemin berbisik padaku saat ia melihat sepasang kekasih yang menurutnya ‘lucu’.
“ Ya, Lee Taemin!” tiba-tiba tiga namja muncul dihadapan kami dan memanggil Taemin.
Wajah Lee Taemin mendadak berubah menjadi resah saat salah satu dari mereka yang terlihat seperti seorang ‘bad guy’ menghampirinya. Rambutnya yang dicat menjadi warna coklat dan tindikan dikedua telinganya, membuatku semakin yakin kalau namja itu seorang ‘bad guy’. Namja kedua, meski wajahnya tidak memperlihatkan kalau ia seorang bad guy, tetapi dari stylenya sangat meyakinkan. Rambutnya blonde dan memiliki tindikan lebih banyak dari namja pertama. Apa mungkin mereka kumpulan anak-anak nakal?
Mataku tertuju kepada namja paling tinggi dari mereka bertiga. Penampilannya sangat rapih. Sangat berbeda dengan dua temannya itu. Ia terlihat seperti orang yang tak banyak bicara. Rambutnya yang coklat, hidungnya yang mancung, matanya yang besar, membuatnya terlihat sangat tampan. Tapi aku seperti merasa pernah melihatnya. Entahlah aku tak yakin.
“ Nugu?” aku berbisik pada Taemin.
“ Uri sunbae. Dia satu angkatan dengan Jinki dan Jinwook hyung.” jawab Taemin dengan lirih.
“ Ada apa Jonghyun hyung?” tanya Taemin kepada si ‘bad guy’ itu.
Ternyata bad guy itu bernama Jonghyun. Namja itu memperhatikanku dari bawah sampai atas dan itu membuatku sangat risih. Aku balik menatapnya sinis dan kini ia tersenyum evil kepadaku. Nappeun.
Namja itu menarik tangan Taemin dan kedua temannya itu mengikutinya dibelakang. Mereka bertiga seperti sedang membiacarakan hal yang serius dengan Taemin. Aku tak bisa mendengarnya dari sini. Tak lama Taemin menghampiriku dan berpamitan denganku. Setelah itu ia pergi mengikuti Kim Jonghyun dan dua chingunya. Aku hanya menatap punggung belakang mereka hingga mereka tak terlihat lagi.

* * *

Author PoV

            Semilir angin membuat poni namja tampan itu melambai kebelakang dan menampakkan dahinya yang kecil. Sesekali ia menghirup udara dalam-dalam dengan hidungnya yang mancung. Namja itu menggenggam selembar foto ditangannya. Ia menatap foto seorang yeoja cantik dengan sedih. Matanya yang besar dan bulat itu kini berlinang airmata. Sebisanya ia berusaha menahan agar airmata itu tidak menetes.
            “ Minji-yah! Apa kau bahagia dengan namja itu?” ia berbicara dengan menatap foto itu dengan pandangan kosong.
            Namja itu merebahkan tubuhnya diatas kursi kayu yang terletak diatas atap gedung kampusnya. Tempat ini memang jarang dikunjungi mahasiswa lain. Karena itu, ia memilih tempat ini sebagai tempatnya untuk menyendiri.
            Namja itu masih terus menatap foto yeoja ditangannya. Airmata yang sejak tadi ia tahan, kini sudah mulai jatuh membasahi pipinya. Setiap tetesan yang jatuh, ia langsung mengusapnya dengan tangan supaya tidak ada orang yang melihat kalau ia sedang menangis.
            “ Kalau namja itu menyakitimu, aku akan memberinya pembalasan. Itu janjiku Minji-yah!” ia meletakkan kembali foto itu kedalam sakunya dan melangkah pergi dari atap gedung ini.
* * *
Jinwook POV

            Dua hari lagi adalah hari ulang tahun kekasihku, Park Minji. Karena itu, sore ini aku meminta yeodongsaengku, Hyena, untuk membantuku membeli kado untuknya. Hyena terlihat seperti setengah hati memenuhi permintaanku itu. Sebenarnya ia sangat tidak menyukai Park Minji. Setiap kutanya mengapa, ia selalu menjawab “ hanya tidak suka saja”, seolah ada sesuatu yang ia sembunyikan dariku. Meski begitu aku sangat mencintai Minji dan adikku bisa mengerti. Ia tidak pernah memaksaku untuk memutuskan hubungan kami.
            “ Ya, dongsaeng, apa yang harus kubeli?” tanyaku padanya yang sedang berjalan didepanku.
            “ Molla…” jawabnya cuek dan singkat seakan tidak peduli.
            “ Yaak! Aku mengajakmu supaya kau bisa membantuku memilih.”
            “ Arasseo, arasseo!”
            Hyena terus berjalan didepanku dan aku berusaha untuk mengikutinya dari belakang. Meski ia seorang yeoja, tetapi langkahnya saat berjalan sangat besar dan cepat seperti namja. Bahkan aku saja tidak bisa menyamai langkahnya. Kini nafasku sudah terengah-engah karena berusaha mengikutinya. Aku berhenti didepan sebuah toko berlian untuk sekedar menghela nafas.
            Saat menoleh, aku melihat seorang yeoja yang sangat tidak asing bagiku. Ia sedang bersama seorang namja yang kurasa aku juga pernah melihatnya. Dadaku terasa sesak sekali saat melihat kemesraan mereka yang sedang memilih perhiasan. Tanganku sudah mengepal dan rasanya sudah siap untuk menghajar namja itu dan menarik yeojanya keluar.
            “ Oppa, mwoeyo? Palli!” Hyena datang dan menarik tanganku agar segera pergi dari tempat ini. Aku tak menghiraukannya dan tetap memandang kedalam toko itu dengan tatapan benci.
            “ Park Minji?” kata dongsaengku itu ragu-ragu saat ia menoleh kearah mataku memandang. Kemudian ia menatapku berusaha memastikan apakah yeoja itu benar-benar Park Minji, kekasihku, atau bukan.
            “ Yeoja itu….” dengan emosi Hyena melangkah masuk ke dalam dan saat hendak membuka pintu, aku menarik tangannya dan membawanya pergi.
            “ Oppa! Kenapa kau diam saja, hah? Aku ingin sekali menghajar mereka berdua!”
            “ Sudahlah! Ini masalahku. Aku akan menyelesaikannya sendiri.” kataku dengan pelan. Aku mengusap bahu dongsaengku itu sambil tersenyum dan pergi meninggalkannya sendiri. Ia menatapku dengan penuh kekhawatiran.

* * *
Sejak melihat yeoja chinguku bersama dengan lelaki lain tadi siang, aku hanya mengurung diriku di kamar. Aku masih tidak menyangka Minji bisa berbuat seperti itu kepadaku. Selama ini aku mencintainya dengan tulus, namun ia hanya bermain-main denganku. Aku tidak tahu harus bagaimana kepadanya. Ingin sekali membalas perbuatannya itu, tapi aku masih berpikir panjang. Jika aku melakukan hal yang sama kepadanya, maka aku tak ada bedanya dengan yeoja itu.
“ Oppa…ja?” suara yang sangat tidak asing bagiku terdengar dari balik pintu kamarku. Ya, dia dongsaengku, HyeNa.
“ Ani. Masuklah!” aku mempersilahkannya masuk meski sebenarnya saat ini aku sedang tidak ingin diganggu.
Hyena berjalan menghampiriku lalu duduk di sofa yang terletak didalam kamarku. Ia mengamati bingkai-bingkai fotoku dengan Minji dengan tatapan benci dan iba. Aku belum bisa menyingkirkan foto-foto itu. Kenangan indah itu sangat sulit untuk dihapus begitu saja.
“ Oppa gwaenchanha?” Hyena berusaha meyakinkan jika aku baik-baik saja. Mimik wajahnya menampakkan kekhawatiran.
“ Eotteohke gwaenchanha?” ucapku lirih sambil menampilkan senyum yang dipaksakan.
“ Ara…Oppa eotteohke?” Hyena menatapku dalam-dalam lalu memelukku.
Aku bisa merasakan perhatiannya untukku. Aku menyesal telah mengabaikan perkataannya dulu. Ia selalu berusaha meyakinkanku kalau Park Minji bukanlah yeoja yang baik bagiku. Semua perkataannya dulu hanya kuanggap angin lalu. Kini aku sangat menyesal.
“ Hyena-yah, mianhae! Harusnya dulu aku mendengarkan perkataanmu.”
“ Kau jangan mengingat yang dulu, Oppa. Yang terpenting sekarang kau sudah tau siapa Park Minji yang sebenarnya sebelum hubunganmu dengannya lebih jauh lagi!”
Ucapan dongsaeng tunggalku ini benar-benar sangat dewasa. Terkadang ia bertingkah seperti seorang anak kecil yang manis, namun suatu saat ia juga bisa berubah menjadi seseorang yang dewasa. Itulah yang membuatku sangat menyayanginya.
Aku mengambil handphoneku dan kemudian menulis sebuah pesan singkat yang kutujukan kepada Minji. Setelah mengirim sms tersebut, aku langsung bergegas mengambil jaket kulit dan kunci mobilku. Hyena melihatku bingung karena aku terlihat sangat terburu-buru.
“ Oppa, kau mau pergi kemana?” tanya Hyena sambil mengikutiku dari belakang.
“ Jangan khawatir. Aku akan menyelesaikan semuanya!” aku berusaha meyakinkannya dengan membelai halus rambutnya yang hitam panjang itu dan berlalu meninggalkannya yang masih membatu.

Minji POV

From : Jinwook oppa
Bertemulah denganku malam ini pukul 20.00 di café tempat kita biasa bertemu. Ada sesuatu yang penting yang ingin kubicarakan.

            Aku penasaran sekali kira-kira hal penting apa yang ingin dibicarakan Jinwook oppa kepadaku. Biasanya ia akan mengajakku bertemu hari esoknya jika ada hal yang ingin dibicarakan denganku. Tapi kali ini ia meminta bertemu langsung.
            Sudah hampir lima belas menit aku menunggunya di café tempat kami biasa bertemu, namun Jinwook oppa belum juga datang. Kulirik arlojiku yang menunjukkan pukul 20.10. Tak biasanya Jinwook oppa telat dan membiarkanku menunggunya lama.
            Tak lama kemudian namja chinguku itupun datang. Semua mata yeoja di café ini mengarah padanya. Bagaimana tidak? Jinwook oppa terlihat sangat tampan dengan celana jeans, t-shirt merah dan ditutupi dengan jaket kulit kesayangannya. Ia juga menggunakan sunglasses yang menutupi matanya yang bulat itu. Aku menyambut kedatangannya dengan memeluknya manja sambil melirik sinis ke arah yeoja-yeoja itu agar mereka tahu kalau namja tampan yang mereka lirik adalah milikku.
            “ Oppa, ayo duduk!” aku mempersilahkannya untuk duduk.
Kemudian seorang waitress datang untuk mengambil pesanan kami. Sesaat suasana menjadi canggung. Sejak tadi aku merasa kalau ada yang aneh dengan Jinwook oppa. Sikapnya, tatapannya padaku, semuanya aneh. Perasaanku kini sedikit menegang. Ada apa ini?

Hyena POV

            Ah, bosan sekali rasanya sendirian di rumah. Eomma dan Appa sedang pergi berkencan. Ah jinjja. Mereka sungguh kekanak-kanakkan. Apakah mereka adalah remaja 17 tahun yang ingin berkencan? Tega sekali meninggalkanku sendiri. Sedangkan Jinwook oppa sedang mengurus masalahnya dengan Park Minji. Ah mengingat nama yeoja itu membuatku sedikit emosi. Mungkin jika aku pergi keluar sekedar untuk mencari angin, aku tak akan kesepian lagi.
            Aku berjalan tanpa tau harus pergi kemana. Kedua kakiku seperti melangkah sendiri. Jadi aku hanya mengikuti langkah kakiku saja ~kkk. Diujung jalan terdapat sebuah toko roti. Tampaknya sangat lezat. Harumnyapun bisa kurasakan dan mampu membuat cacing-cacing diperutku bernyanyi. Akhirnya untuk memenuhi hasratku ini, aku mendatangi toko roti itu.
            Sejak memasuki toko roti ini, mataku terpusat pada donat yang dilumuri saus coklat. Akhirnya aku memesan donat itu dan secangkir cappuccino. Beberapa menit kemudian, seorang namja datang untuk mengantarkan pesananku. Ia tidak terlihat seperti seorang pelayan karena ia tidak memakai seragam pelayan. Aku terkejut saat melihat wajah namja itu. Seseorang yang sangat tidak asing bagiku.
            “ K-k-kau? Ch-Choi Minho?” aku menganga lebar dan menunjuk tepat kewajahnya, berlaku tidak sopan.
            “ Wae? Apa aku sangat mengejutkanmu? Dan apa kau lupa kalau aku adalah sunbaemu?” ia menurunkan telunjukku yang masih menunjuk kewajahnya.
            Ah iya aku lupa kalau ia adalah sunbaeku. Setiap melihatnya aku selalu ingat Kim Jonghyun. Choi Minho, Kim Jonghyun, Kim Kibum, mereka adalah anak berandalan (bagiku) dan tidak pantas diperlakukan dengan hormat.
            “ Hyena-yah!” seseorang memanggilku dari balik punggungku. Refleks aku langsung menoleh ke belakang untuk memastikan siapa orang itu.
            “ Jinki oppa?” aku tersenyum saat mengetahui kalau yang memanggilku adalah Jinki oppa.
Raut wajahku yang awalnya gembira kini berubah menjadi bingung dan penasaran saat menyadari kalau ada seorang yeoja disamping Jinki oppa. Bukan hanya itu. Bahkan Jinki oppa merangkul yeoja itu.
            “ Oh ya, kenalkan, dia adalah Luna, yeoja chingu oppa!” menyadari diriku yang sedang penasaran dengan yeoja yang bersamanya, akhirnya Jinki oppa memperkenalkannya kepadaku.
            Mwo? Yeoja chingu? Apa aku tidak salah dengar? Jantungku seperti berhenti berdetak saat mendengar kata-kata itu. Jadi Jinki oppa sudah mempunyai yeoja chingu? Sejak kapan? Kenapa aku tidak tahu? Hatiku sedang bergejolak saat ini. Sekuat tenaga aku berusaha menahan airmata yang sudah menggenang dipelupuk mataku.
            Bagaimana rasanya jika orang yang kau cintai sejak dulu, yang tak pernah menyadari cintamu, kini memperkenalkan kekasihnya padamu? Itulah perasaanku sekarang. Aku menyukai Jinki oppa sejak dulu. Tapi ia tidak pernah memandangku sebagai seorang wanita. Ia hanya menganggapku sebagai adik dan sering memperlakukanku seperti anak kecil. Hatiku sakit sekali. Sangat sakit.
            “ Kau sendiri?” tanya Jinki oppa. Aku menjawabnya dengan satu anggukan kepala dan sebuah senyuman yang entah apa arti senyuman itu.
            “ Baiklah kami pulang dulu. Minho-yah, lain kali aku akan mampir lagi. Tadi aku melihat Hyena dan datang kesini hanya untuk menegurnya. Kau jangan pulang terlalu malam ya, Hyena-yah!” lagi-lagi ia mengacak-acak rambutku dan berlalu pergi meninggalkanku dan Minho.

Minho POV

            Ada apa dengan yeoja ini? Ia menjadi sangat aneh setelah bertemu Jinki hyung dan yeoja chingunya. Saat datang tadi, ia sangat bersemangat melihat donat yang dipesannya dan seperti orang yang akan melahapnya dalam satu gigitan. Tapi sekarang, ia hanya menatapnya dan terus menundukkan kepalanya.
            “ Ya! Kau kenapa?” aku menghampirinya dan duduk dihadapannya.
 Tiba-tiba aku mendengar suara isak tangis seseorang. Meski pelan, tapi sangat jelas terdengar ditelingaku. Apa Kang Hyena yang menangis? Perlahan-lahan kuamati wajahnya, dan benar saja, aku melihat pipinya sudah dibasahi airmata.
            " Kau nangis ya?" tanyaku penasaran.
            Yeoja itu mengacuhkan pertanyaanku. Dengan sigap ia beranjak dari kursi yang didudukinya dan bergegas meninggalkanku tanpa sepatahkatapun dari mulutnya.
            " Ya! Kau tidak membayar pesananmu?" aku berusaha menahan lengannya.
            " Besok akan kubayar! Sekarang tolong biarkan aku pergi." jawabnya datar.
            I yeoja jinjja. Setelah makan dan minum dengan nikmat, bahkan ia bisa menangis disini, inikah balasannya? Apa ia ingin makan minum gratis disini? Ah jeongmal. Benar-benar yeoja yang aneh. Tapi kenapa dia seperti itu? Ini yang sejak tadi muncul dipikiranku.

JINWOOK POV

             Kutatap wajah yeoja dihadapanku itu dengan tajam. Mungkin saat ini aku terlihat seperti seekor macan kelaparan yang siap menerkam mangsa dihadapannya. Park Minji, kau sungguh keterlaluan. Cinta yang dulu menghiasi ruang hatiku, kini semua telah berubah menjadi kebencian. Kau yang membuatnya seperti itu. Kalau saja kau tidak mengkhianatiku dan berselingkuh dengan namja lain.
               " Oppa, apa yang ingin kau bicarakan?" tanyanya sambil mengambil cangkir kopi dihadapannya.
               Aku masih terdiam dan menatapnya geram. Park Minji, apa kau masih bisa setenang itu? Apa sedikitpun tidak ada rasa bersalah kepadaku?
               " Kita akhiri saja hubungan kita sampai disini!"

* * *

TO BE CONTINUED

Apa yang sebenarnya terjadi dengan Kang Hyena? Mengapa Minho begitu penasaran dengan sikap Hyena yang aneh saat itu? Apakah ia bisa menemukan jawabannya?
Lalu bagaimana dengan hubungan Jinwook dan Minji?

Coming soon, STAND BY ME PART 2 
Fanfiction ini murni karya sendiri. Bila ada kesamaan alur cerita, kami minta maaf karena kami tidak tahu menahu. Yang jelas kami sangat membenci PLAGIARISME.

DO NOT TAKE THIS OUT WITHOUT PERMISSION

LEAVE COMMENT, PLEASE. DON'T BE A SILENT READER ^^          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar